“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.” (al-Mujadilah [ ]: 11)
Dari susunan katanya dapat di lihat bahwa iman yang di dahulukan, hal ini menunjukkan hal yang sangat penting. Karena berilmu belum tentu beriman. Karena Iman (kepercayaan) terletak dalam hati. Meyakini Tiada Tuhan Selain Allah dan Bersaksi Bahwa Nabi Muhammad Adalah Utusan Allah. Termasuk yang di maksudkan iman di atas adalah meneladani (mempelajari, mempraktekkan) utusan Allah yakni Nabi Muhamad SAW.
Banyak orang yang Berilmu namun tidak beriman. Pada kenyataan memang banyak pejabat yang cerdas (berilmu) namun kadar imannya kurang sehingga melakukan korupsi, itu merupakan contoh kecil saja. Masih banyak contohnya, Bagaimana dengan orang cerdas di negara-negara yang non-Islam yang kebetulan tidak beriman ?
Hubungan Iman dan Ilmu
Iman dan Ilmu. Dua hal yang sangat penting yang saling berhubungan (berkaitan) bila ingin derajat seorang di tinggikan di dunia maupun di akhirat oleh Allah SWT. Intinya iman sebagai dasar untuk menuntut ilmu Allah. Karena Ilmu tanpa Akhlak adalah hal yang sia-sia, karena penerapan ilmu tersebut adalah akhlak (tingkah laku). Kenapa Akhlak ? Apa hubungannya dengan Iman ? Karena pada inti dari Iman adalah mempercayai Tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah dan tentunya mempunyai akhlakul karimah sepertinya halnya Rosulallah.