Curhat di Facebook dan Sosial Media Menurut Pandangan Islam

Curhat di Facebook dan Sosial Media Menurut Pandangan Islam - Menurut Islam, curhat dan doa itu hanya untuk dan kepada Allah. Jika dilakukan di Facebook dan sosial media lain, maka berpotensi jadi "syirik kecil", riya', ingin diperhatikan dan dipuji orang lain, jadinya "menduakan Allah". "Alhamdulillah Ya Rabb!", "Ya Allah....!," "Ya Tuhanku...! ........." Demikian penggalan status Facebooker yang biasa muncul di status update. Mereka curhat dan berdoa kepada Allah Swt, tapi di Facebook, bukan di atas sajadah, di masjid, atau di kamar pribadinya di kala sunyi.
Curhat di Facebook dan Sosial Media Menurut Pandangan Islam - Menurut Islam, curhat dan doa itu hanya untuk dan kepada Allah. Jika dilakukan di Facebook dan sosial media lain, maka berpotensi jadi "syirik kecil", riya', ingin diperhatikan dan dipuji orang lain, jadinya "menduakan Allah".
"Alhamdulillah Ya Rabb!", "Ya Allah....!," "Ya Tuhanku...! ........." Demikian penggalan status Facebooker yang biasa muncul di status update. Mereka curhat dan berdoa kepada Allah Swt, tapi di Facebook, bukan di atas sajadah, di masjid, atau di kamar pribadinya di kala sunyi.

Bagaimana Fenomena Curhat dan Doa di Facebook dalam Perspektif Islam? Tidak ada larangan secara tegas, karena zaman Rasulullah Saw belum ada Facebook. Namun, sebagai agama universal, berlaku bagi seluruh umat manusia dan sepanjang masa, Islam sudah memprediksi Fenomena Curhat dan Doa di Facebook itu. Salah satunya hadits ini:

"Hendaklah di antara kalian mengadukan segala urusannya hanya kepada Allah saja, walaupun hanya tali sandal yang putus." (HR. Tirmidzi).

Ini panduan sekaligus peringatan Nabi Saw bagi kaum Muslim. Sendal yang putus adalah contoh masalah kecil. Facebooker biasanya demikian. Sandal putus saja jadi status. 

Menurut Islam, doa itu hanya untuk dan kepada Allah. Mengadu dan curhat itu hanya kepada Allah. Jika dilakukan di Facebook dan sosial media, maka berpotensi jadi "syirik kecil", riya', ingin diperhatikan dan dipuji orang lain, jadinya "menduakan Allah", makanya disebut syirik, meskipun syirkul asghar.

Jika doa seorang Muslim di Facebook atau di sosial media lainnya itu disertai niat ingin diperhatikan orang lain atau ingin menarik perhatian, maka jelas hal itu bertentangan dengan aturan doa dalam Islam.

Dalam Islam, doa harus ikhlas hanya kepada Allah SWT. Jika kita doa berdoa, tapi disertai rasa ingin diperhatikan, apalagi ingin dipuji orang lain, maka itu dilarang oleh Islam. Karena, ajaran Islam menegaskan doa harus ikhlas, semata-mata karena Allah saja, tidak disertai niat lain-lain (riya’).


Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa doa harus ikhlas.

“Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata): “Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan Kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur”. (QS Yunus: 22).

Maka, umat Islam jangan sekali-kali berdoa di Facebook atau sosial media lainnya. Itu berpotensi menimbulkan riya'. Jangan berperilaku seperti Yahudi, yang curhat dan berdoa di Dinding Ratapan. Jangan jadikan Wall Facebook mirip dinding ratapan seperti kaum Yahudi! Kita Muslim, Islam sudah memandu cara kita mengadu, curhat, dan berdoa: yaitu hanya kepada Allah, bukan kepada teman-teman di Facebook dan sosial media.


Jadikan Facebook dan sosial media lainnya sebagai pintu kebaikan. Tulis status yang informatif dan inspiratif, sesekali humor dan promosi produk/jasa, bukan menjadi ruang curhat dan doa. Wallahu a'lam bish-showaab. 

Edited from http://www.risalahislam.com